Menikmati Alam Toba dari Sigaol Tobasa
Salah satu pantai di Sigaol.instagram @bataktopitao
Pariwisata pinggiran sekitar Danau Toba, terus berbenah, menyambut wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (winus). Tidak ketinggalan, pinggiran danau Toba, yang memiliki pemandangan eksostis, dengan hamparan kaki dan bukit barisan, yang mengeliling dana indah membiru itu.
Diantara kaki bukit yang mengeliling danau toba, wisatawan bisa banyak menemukan lokasi yang sudah ditetapkan sebagai daerah pariwisata. Mulai dari Parapat, Kecamatan Balige, hingga pulau yang ada ditengah danau Toba. Diantara daerah wisata itu, tepat dibibir air tawar Danau Toba, ada daerah yang disebut namanya, Siregar Aeknalas.
Daerah Siregar Aeknalas, saat ini sudah ditetapkan pemerintah Kabupaten Tobasa, sebagai daerah pariwisata. Tersedia, pemandian air panas, yang diyakini bekas dari letusan Gunung Toba.
Wisatawan bisa menikmati pemandangan indah kearah danau yang membiru. Wisatawan juga bisa menikmati air danau toba dengan mandi dibibir pantai yang banyak batu-batu, tempat warga bisa menikmati pemandangan alam ke arah Balige, Tarabunga, Muara dan Samosir.
Pemandangan alam yang eksostis juga dapat dirasakan wisatawan di Sigaol, daerah tetangga desa Siregar Aek Nalas. Bahkan wisatawan bisa menikmati aroma pariwisata alam yang lebih komplit. Mulai pantai dengan pasir putih, sawah, pebukitan dengan suasana yang alami. Selain Siregar yang satu jalur perjalanan darat, di Sigaol ada desa Sigaol Barat dan Sigaol Timur.
Jarak dari Kecamatan Porsea, dapat ditempuh dengan perjalan motor, mobil hingga kapal. Dengan menggunakan motor atau mobil. Jarak dari kota Porsea, sekitar 10 km lebih. Dari Porsea, kita akan lebih dulu menemukan Janjimatogu, Marom, kemudian Sigaol Timur, Sigaol Barat, baru kemudian Siregar Aek Nalas.
Kehidupan masyarakat dua desa ini, lebih banyak diisi dengan kegiatan bertani dan nelayan. Demikian halnya dengan di Siregar Aek Nalas. Selain itu, ada juga yang berusaha dengan angkutan atau kapal.
pantai Sigaol Tobasa
nembak ikan di perairan sigaol instagram @bataktopitao
Bukit dan Pantai dengan Pasir Putih
Bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana desa yang sehat dengan alam yang memukau, dapat mengunjungi dua desa ini. Dari pinggir jalan yang sudah aspal dan baik, wisatawan bisa menikmati sawah, kebun, hingga rumah adat Batak yang masih asli dan asri.
Seperti halnya daerah lain di Toba, dipingir jalan, banyak juga pohon yang tumbuh alami. Tidak terkecuali dengan bambu-bambu yang banyak juga terlihat dari pinggir jalan.
Hampir semua bibir pantai bisa kita nikmati dari jalan yang dilalui, kecuali pemandangan terhambat pepohonan dan rumah yang masih jarang. Namun setiap perkampungan di Sigaol, memiliki pantai, tempat warga mengambil air bersih, hingga mencuci.
Pantai di daerah Sigaol masih alami dan airnya bersih, tanpa tumpukan sampah-sampah industri dan plastik. Salah satu pantai yang cukup menarik di Sigaol, ada di Sigaol Barat. Terutama di Silimahuta, yang memiliki pasir putih.
Wisatawan bisa menikmati dan bermain pasir secara gratis, dengan menjaga kebersihan pantai. Batu-batu juga yang menghiasi danau toba, dapat dinikmati di Parpangiran, berikut pasir putih.
Wisatawan juga tidak perlu khawatir di daerah Parpangiran, karena hingga puluhan meter dari bibir pantai, tergolong dangkal. Sehingga bisa bermain dengan lebih leluasa.
Baik di Sigaol Barat dan Sigaol Timur, wisatawan yang ingin menikmati pemandangan alam dan danau Toba dari bukit, tidak akan kesulitan. Wisatawan bisa menempuh dengan kendaraan roda dua atau jalan kaki.
Bukit di wilayah itu juga tidak tinggi, sehingga dengan mudah bisa dicapai. Dari perkampungan warga hingga dari bukit-bukit, bisa merasakan hembusan angin sepoi-sepoi, sambil menikmati danau toba dengan bukit yang mengeliling serta pantai.
Saat wisatawan ke bukit di tiga desa itu, wisatawan diluar kebun warga, wisatawan bisa menikmati alam dengan tumbuhan liar dari berbagai jenis. Namun baiknya, sebelum kebukit, minta ditemani atau minta petunjuk warga desa setempat.
Daerah ini menjadi daerah potensial untuk wisatawan baik mancanegara dan nusantara. Hanya saja, pemerintah bisa mendukung melalui pembangunan sarana dan prasarana umum. Seperti kamar mandi umum di titik-titik tertentu dekat pantai.
ikan mujahir sigaol
img-20181228-wa0012-5d237b10097f363c65534522.jpg
Menikmati Ikan Mujahir Danau Toba
Bagi wisatawan yang ingin menikmati ikan mujahir danau toba hingga lobster tawar, bisa membeli dari warga penduduk yang banyak bergelut sebagai nelayan. Jika musim jagung, warga juga bisa menikmati jagung. Karena petani disana juga selain menanam padi, juga menanam jagung. Ikan biasanya didapat warga dengan menembak ikan, memancing, atau menjala (mardoton).
Tentu, harganya jauh lebih murah dibanding daerah Porsea atau Balige. Jika tidak, bisa memancing sendiri (jika sabar menunggu).
Untuk membakar, wisatawan bisa meminta petunjuk warga setempat, untuk tempat membakar. Termaksud bahan bakar yang akan digunakan. Warga setempat yang terkenal ramah, biasanya akan dengan senang membantu. Ini juga tidak lepas dari kehidupan masyarakat, yang mesih kental dengan kegiatan gotongroyong.
Budaya gotong royong yang berjalan dalam kehidupan budaya dan adat istiadat di Sigaol, menjadi nilai positif dan menarik. Kehidupan itu membuat kriminalitas sangat minim di daerah itu. Bahkan aparat kepolisian yang bermarkas di Uluan, tergolong jarang menyambangi desa itu, karena kehidupan masyarakat, yang harmonis.
sumber fb tenun tradisional sigaol
Oleh-Oleh Keramik dan Ulos
Bagi wisatawan yang ingin membeli oleh-oleh, sementara ini, ciri khas yang di hasilkan masih lebih banyak ulos. Ulos yang ditenun secara manual dan lebih bermutu, dapat dengan mudah ditemukan. Demikian dengan warga yang menenun ulos disela-sela kegiatannya bertani atau menjadi nelayan.
Pemerintah Kabupaten Tobasa juga sudah menghadirkan pusat kerajinan tenun di Sigaol Barat. Wisatawan juga bisa berkunjung ke lokasi yang berada dekat pantai danau Toba, tepatnya di Huta Bagasan.
Sementara untuk keramik, pengrajinnya terletak di Marom, yang berada dekat Sigaol. Daerah yang ditemui sebelum sampai Sigaol Timur. Pengrajin keramik disana, sudah menghasilkan kerjinan yang sudah dipamerkan di Jakarta, bersama Pemkab Tobasa, Juli 2019.
pembuatan keramik di Marom. (sumber fb: partobuna)
Kembangkan Homestay
Melihat potensi di daerah Sigaol Siregar Aeknalas, pemerintah daerah bekerjasama dengan Pemprov Sumut hingga Kementerian Pariwisata, perlu mendorong pengembangan wisata didaerah ini. Bisa membantu dengan mendukung pariwisata bibir pantai danau Toba, Sigaol dan Siregar Aeknalas.
Seperti pembenahan dengan menjadikan kampung disana sebagai kampung wisata. Rumah-rumah penduduk bisa didorong, untuk dimanfaatkan sebagai homestay untuk wisatawan.
Konsep homestay akan lebih efektif dalam memberdayakan ekonomi masyarakat. Demikian dengan budaya masyarakat, lebih terjaga dan menjadi pembelajaran wisatawan saat hidup ditengah masyarakat.
Sehingga, wisman dan winus, punya pilihan untuk tinggal atau menginap, saat berkunjung dan menikmati lebih lama pantai, bukit dan alam Sigaol yang masih alami.
Tinggal Kementerian Parawisata, membantu dengan pelatihan warga desa dalam pendidikan dalam mengelola homestay. Sekaligus pemerintah membantu melakukan pembenahan perkampungan dengan fasilitas umum, dalam mendukungnya berkembang sebagai daerah wisata alam.
Dengan budaya dan tradisi yang melekat pada kehidupan masyarakat, wisatawan akan menikmati kehidupan kekeluargaan yang bersahaja di Sigaol Tobasa. (martuapbb)
@ingin nulis aja
@untuk bang Guntur Sakti, Kabiro Komunikasi Publik (Komblik) Kemenpar RI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar